Tantangan Seorang Rekruter Dalam Mendapatkan Kandidat Yang Berkualitas

Tantangan terbesar seorang recruiter adalah mendapatkan kandidat yang sesuai dengan kualifikasi dan spesifikasi yang dibutuhkan oleh user. Terkadang hal tersebut sulit didapatkan oleh seorang recruiter untuk posisi-posisi tertentu.  Tak jarang jika kemudian target rekrutmen pun menjadi melebar dari sisi waktu pemenuhan.

Terdapat pula beberapa kasus dimana seorang recruiter dengan merasa yakin akan kandidat yang direkomendasikan untuk diajukan kepada user kemudian pada akhirnya tidak memenuhi kualifikasi yang diinginkannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya baik dari sisi pekerjaan yang akan diberikannya sampai pada karakteristik kecocokan antara user dengan kandidat.

Tentu saja hal itu menjadi persoalan yang cenderung subyektif. Untuk meminimalisir permasalahan tersebut maka sebaiknya seorang recruiter sebelum memulai melakukan proses rekrutmen melakukan komunikasi langsung dengan user ataupun dengan melakukan asessmen form terkait dengan kebutuhan rekrutmen terhadap kandidat yang nantinya akan direkrut.

Detail kualifikasi dan spesifikasi diperlukan oleh seorang recruiter untuk benar-benar menemukan kandidat yang paling sesuai mendekati.  HR-Rekrutmen mulai bisa melihat dari selain aspek kualifikasi umum, namun lebih pada kualifikasi khusus yang diinginkan user.

Pertanyaan-pertanyaan yang sering kita sampaikan kepada user sebelum melakukan proses rekrutmen pada umumnya seperti:

  • Kualifikasi jurusan dalam pendidikan yang dipersyaratkan khusus.
  • Institusi pendidikan dengan akreditasi tertentu.
  • Lamanya pengalaman kerja yang dimiliki.
  • Pengalaman teknikal khusus yang dipersyaratkan untuk pemegang jabatan tertentu, misal untuk posisi Tax; Brevet A/B.
  • Karakterisistik yang diinginkan user yang cocok untuk jabatan tersebut, seperti: orientasi target, pekerja keras, terbuka, inisiatif, tanggungjawab, dll.
  • Tipe pekerja yang memiliki kepemimpinan atau cenderung followership.
  • Domisili tertentu, hal ini ada beberapa user yang menginginkan kandidat untuK ditempatkan di lokasi tertentu sehingga akan memudahkan dalam beradaptasi dengan lingkungan.

Contoh poin-poin diatas bukan standar baku pertanyaan yang diajukan ke user sebelum melakukan proses rekrutmen. Namun dari poin-poin diatas dapat dikembangkan lebih detail sesuai dengan kebutuhan masing-masing recruiter dalam melihat sistem perusahaan, nilai-nilai perusahaan dan arah strategis perusahaan.

Pada prinsipnya dalam melakukan proses rekrutmen, maka seorang recruiter sebenarnya tidak bekerja secara sendiri, namun proses komunikasi dengan user diperlukan untuk mendapatkan kesesuaian dengan kualifikasi yang dibutuhkan.  Sehingga antara recruiter dan user dapat terjalin hubungan yang baik dan dapat saling memahami terkait proses rekrutmen yang dijalankan bersama.

Tetap semangat untuk mendapatkan kandidat yang terbaik, memiliki potensi yang besar untuk dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan perusahaan. “the right man in the right place”.