Manajemen yang berbasis pada fungsi pengelolaan SDM dikenal dengan konsep manajemen SDM. Konsep manajemen SDM tidak hanya berfokus pada pengelolaan karyawan secara konvensional namun telah berkembang sejalan dengan fungsi strategis SDM dalam kontribusinya pengembangan organisasi. Mathis dan Jackson (2000) menuliskan bahwa penelitian-penelitian yang berkaitan dengan manajemen SDM mengarah pada tantangan-tantangan strategis mengenai perekonomian dan perkembangan teknologi, ketersediaan dan kualitas tenaga kerja, kependudukan dan masalah-masalahnya serta restrukturisasi organisasi.
Optimalisasi organisasi dipengaruhi oleh peran manajemen SDM dalam pencapaian efektifitas dan pencapaian kinerja. Peran fungsional manajemen SDM, menurut Mathis dan Jackson (2000) berfokus pada produktivitas, kualitas dan pelayanan. Produktivitas berkaitan dangan peran efektif tenaga kerja dalam pencapaian output kerja. Kualitas berkaitan dengan barang atau jasa yang dihasilkan untuk jangka panjang. Pelayanan berkaitan dengan proses pemenuhan tujuan bisnis untuk berkembang jangka panjang. Orientasi pelayanan mengarah pada kepuasan konsumen maupun pelanggan.
Perusahaan yang menerapkan tiga pilar fungsi diatas harus mencakup aspek-aspek produktivitas, kualitas dan pelayanan. Pilar tersebut harus terangkum dalam konsep Human Value guna mengarah pada implementasi Human Capital. Implementasi Human Capital berprinsip pada “perusahaan memandang pentingnya bahwa karyawan merupakan pondasi bisnis dan karyawan yang membuat bisnis tetap ada serta karyawan mampu melejitkan perkembangan bisnis perusahaan sebagai partner yang strategis dalam berdaya saing”.
Proses dinamika organisasi yang berkualitas didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang baik dan kinerja organisasi yang efektif. Setiap perusahaan haruslah memiliki visi dan misi yang strategis untuk mengembangkan tujuan bisnisnya sesuai dengan rancangan jangka panjang yang disusun oleh manajemen maupun stakeholder.
Dalam pondasi Human Capital sebagai pondasi bisnis perusahaan memiliki area human aset yang dapat dikelola, diarahkan, dan dikembangkan. Human Asset tersebut adalah berupa kompetensi yang ada dalam diri karyawan. Kompetensi diperlukan sebagai bagian dari kemampuan skill dalam menjalankan peran dan tanggungjawabnya. Kompetensi menjadi faktor utama dalam pengukuran kinerja karyawan. Kompetensi menjadi dasar implementasi HR division dalam pengelolaan dan pendayagunakan sesuai dengan tuntutan organisasi. Memberikan fasilitas untuk pengembangan karir karyawan guna menciptakan harmonisasi iklim kompetetif yang positif.
Pengembangan kompetensi karyawan menjadi tanggungjawab organisasi dalam menjalankan ketiga fungsi pilar mencakup produktivitas, kualitas dan pelayanan diatas. Organisasi memiliki tanggungjawab formal dalam pengembangan kompetensi para karyawannya. Seperti yang diungkapkan oleh As’ad (2003) bahwa peran SDM sangat penting dalam pencapaian keberhasilan produksi dan efesiensi organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi.
Dengan demikian fungsional HRD salah satunya menselaraskan fungsi manajemen sebagai partner strategis dalam mengoptimalkan Human Asset.