Proses pengembangan organisisasi didalam sebuah perusahaan yang ideal, menurut Robbins (2005) harus memperhatikan faktor budaya organisasi. Budaya organisasi menjadi nilai penting yang harus diintegrasikan kedalam masing-masing anggota organisasi dalam mencapai visi dan misi organisasi.
Robbins (2005) menuliskan bahwa sebuah organisasi harus memiliki karakteristik yang dikembangkan didalam organisasi tersebut dalam pencapaian visi dan misi organisasi. Hal ini seperti yang diterapkan di Perusahaan skala besar yang secara kultur mampu mengembangkan beberapa nilai-nilai budaya organisasi yang positif dari proses dinamika organisasi kerja diantara para karyawannya.
Gambaran nilai-nilai positif yang telah berkembang, diantaranya keterlibatan aktif oleh masing-masing karyawannya dalam menjalankan fungsional kerjanya, keterbukaan diri dalam berinteraksi antara sesama karyawan, keterbukaan komunikasi interpersonal, kekeluargaan yang erat diantara sesama karyawan, serta tidak dijumpainya adanya sebuah GAP diantara personal karyawan maupun level jabatan sehingga tidak dijumpainya adanya kekakuan birokrasi, kekuasaan jabatan, maupun kesenjangan jabatan.
Nilai-nilai positif tersebut ternyata mampu berkembang dengan sendirinya mengikuti alur dinamika organisasi dalam mencapai suatu tujuan bisnis yang optimal. Penerapan nilai-nilai positif tersebut mampu dijadikan sebagai akar pondasi budaya organisasi yang melekat didalam organisasi. Budaya organisasi yang terbentuk secara resources dari human value dapat memperkokoh pilar-pilar organisasi dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Shellabear (2002) menuliskan bahwa karakteristik sebuah tim yang efektif memiliki nilai-nilai perilaku yang dikembangkan. Nilai-nilai perilaku tersebut dicontohkan, antara lain: keterbukaan, kepedulian, komitmen, dukungan, dan lain sebagainya. Hal ini dapat dijadikan pondasi penting dalam membangun sebuah budaya oganisasi yang secara strategik mampu mendukung pencapaian visi dan misi organisasi untuk jangka waktu kedepan.
Faktor penting selain internalisasi diatas, yang dapat mendukung pencapaian visi dan misi organisasi salah satunya adalah peran budaya organisasi. Seperti yang telah dituliskan diatas bahwa sebuah organisasi harus memiliki karakteristik yang dikembangkan didalam organisasi tersebut dalam pencapaian visi dan misi organisasi (Robbin, 2005). Setiap perusahaan memilki aset yang dapat dijadikan sebagai karakteristik yang dimaksudkan oleh Robbin (2005). Modal dasar berupa nilai-nilai positif di dalam organisasi dapat dimunculkan sebagai karakteristik untuk membangun budaya organisasi yang kuat. Hal inilah yang menjadi nilai-nilai penting untuk membentuk suatu budaya organisasi.