Implementasi Teknis Assessment Center

Assessment Center (AC) adalah suatu metode pengukuran kompetensi individu/karyawan yang berbasis kompetensi. Assessment Center dirancang berdasarkan standarisasi organisasi terhadap indikator keberhasilan kinerja individu/karyawan.  

Assessment Center yang merupakan suatu metodologi untuk mengukur, menilai atau mengevaluasi perilaku individu dalam pekerjaan sehingga hasil dari proses Assessment Center dapat digunakan dalam stategi pengembangan SDM dalam suatu organisasi.

Manfaat yang dapat digunakan dari hasil Assessment Center antara lain:

  1. Memperoleh kriteria yang jelas mengenai suatu jabatan tertentu.
  2.  Memperoleh kriteria yang jelas mengenai suatu kompetensi & potensi individu atau individual mapping competence matriks dalam people development system
  3. Sebagai alat bantu pengembangan karir dan mengidentifikasi kader-kader pemimpin melalui suatu metode yang memiliki akurasi dan obyektifitas yang valid dan reliabel.
  4. Menghasilkan strategi dan tindakan pengembangan yang spesifik dan terencana bagi individu dalam pengembangan karir.
  5. Mengidentifikasi kebutuhan pengembangan karyawan secara struktural, fungsional dan managerial.
  6. Manfaat bagi pemimpin organisasi kerja, dapat dipergunakan sebagai alat/sarana pengambilan keputusan yang berkaitan dengan SDM seperti rekruitmen, penempatan kerja, promosi, mutasi dan pengembangan karir karyawan.

Penerapan Assessment Center sebenarnya sangat sederhana dalam hal pengukuran kompetensi karyawan.  Untuk memudahkan implementasinya dilapangan, maka pertama-pertama kita harus memahami karakteristik dari Assessment Center, diantaranya:

  1. Assessment Center dirancang berdasarkan pada standarisasi kompetensi suatu jabatan tertentu.
  2. Didesain menggunakan multiple-method untuk memperoleh data yang lebih akurat dan spesifik.  Dapat menggunakan berbagai simulasi yang mencerminkan perilaku yang menjadi prasyarat jabatan yang akan diduduki.
  3. Menggunakan teknik/tools sesuai dengan kebutuhan kompetensi yang diukur.
  4. Idealnya dilakukan didalam suatu ruangan yang sudah didesain sebagai assessment center room, dimana didalam satu kegiatan asesmen diikuti oleh 5-6 orang peserta yang harus mengikuti semua simulasi atau exercise yang sama dalam 1- 3 hari kegiatan asesmen. Setiap peserta akan diobsevasi/ dievaluasi oleh sekurang-kurangnya 2 orang Asesor.
  5. Jika tidak ada ruangan khusus Assessment Center maka dapat menggunakan ruangan yang didesain nyaman dan kondusif.
  6. Setiap Asesor harus menerima pelatihan kompetensi assessor dan mampu menerapkan prosedur implementasi pedoman kinerja penilai sebelum terlibat dalam sebuah Assessment Center.
  7. Beberapa prosedur sistematis harus digunakan oleh Asesor untuk mencatat secara akurat pengamatan terhadap perilaku spesifik (evidence) pada saat proses aktivitas asessmen berlangsung.  Perlu mempersiapkan aplikasi form-form standar yang didesain untuk mencatat evidence.
  8. Asesor harus mencatat setiap evidence yang muncul ketika proses asessemen berlangsung dan melakukan evaluasi sesuai dengan standar alat ukur yang dipakai.
  9. Dilakukan integrasi data dari masing-masing assessor untuk mencapai tingkat akurasi, dan reliabilitas pengukuran.
  10. Yang harus diperhatikan bahwa peserta di evaluasi berdasarkan kriteria/ standar kompetensi yang telah ditentukan dengan jelas, dan bukan dibandingkan satu sama lainnya.

Metode Assessment Center yang dilakukan dapat menggunakan simulasi/tools/instrumen, antara lain:

  1. Metode Observasi (Observation Method, individual/organization design)
  2. Metode Wawancara (Behavioral Event Interview)
  3. Pengukuran Psikologi (Measure & Test)
  4. Metode angket (Questionaire)
  5. Metode Diskusi (Focus Group Discussion/FGD, Leaderless Group Disscusion/LGD).
  6. Aktivitas Kelompok (Group Activities, Role Play, Simulation & Games)
  7. Metode in Basketcase.
  8. Presentasi
  9. Case analysis
  10. 360 degree interview