Komunikasi menjadi faktor penting dalam menjalin interaksi dengan orang lain. Baik buruknya interaksi dengan orang lain dipengaruhi oleh cara ataupun gaya komunikasi yang bisa mempersatukan satu dengan lainnya. Cara berkomunikasi yang baik dapat membuat susana menjadi nyaman dan harmonis. Namun sebaliknya jika cara berkomunikasi kita tidak baik maka dapat memperburuk hubungan dengan orang lain.
Beberapa penelitian telah menunjukkan ada beberapa jenis gaya komunikasi negatif yang sangat merusak, sehingga berakibat pada pengakhiran dari suatu hubungan. Bahkan perilaku kontraproduktif dalam komunikasi menjadi faktor penghambat dan sangat mematikan sehingga menyebabkan konflik, pertentangan dan kegagalan dalam berhubungan.
Toxic communication pada dasarnya adalah komunikasi yang tidak langsung atau langsung yang dapat menyebabkan hubungan yang tidak stabil atau beracun sehingga dapat menghambat proses komunikasi. Perilaku toxic dalam komunikasi bisa datang dalam berbagai bentuk seperti: terpicu dari isu pembicaraan yang panas, menyebabkan emosi, tidak dapat menerima dan menyalahkan lawan bicara, dan lain-lain.
Terdapat 4 (empat) jenis yang dapat diperhatikan terkait dengan toxic communication, diantaranya criticism, contempt, defensiveness, stonewalling. Pertama terkait dengan criticism yaitu kritik mengacu pada menyerang atau merendahkan kepribadian atau karakter orang lain daripada isi topik pembicaraan. Ketika kita mengkritik lawan bicara, pada dasarnya kita menyiratkan bahwa ada sesuatu yang tidak sesuai dengan diri kita ataupun ada yang salah dengan lawan bicara. Hal yang sering kita lupakan ketika memberi kritik kepada orang lain adalah kita tidak memahami kepribadian lawan bicara kita. Tidak masalah jika lawan bicara kita memiliki kepribadian terbuka dan kontrol emosi yang baik. Tetapi bagaimana bila sebaliknya?
“Setiap kata-kata yang disampaikan ke orang lain bisa menjadi informasi yang menarik dan bisa juga menjadi informasi yang menyakiti orang lain.”
Kedua yaitu contempt berupa penghinaan adalah komunikasi yang tidak sopan dan lebih kepada mengejek. Penghinaan adalah setiap pernyataan ataupun perilaku nonverbal yang menyerang perasaan orang lain dengan maksud untuk menghina atau melecehkannya secara psikologis. Lebih kepada tindakan tidak terpuji yang menunjukkan rasa tidak hormat kepada lawan bicara dan menempatkan kita pada posisi yang lebih tinggi. Perilaku tersebut termasuk memutar mata (non-verbal), mencibir, menyebut kata negatif, humor yang menimbulkan permusuhan, dan sarkasme.
Ketiga defensiveness atau biasa disebut defensif adalah upaya untuk melindungi diri sendiri, untuk mempertahankan pernyataan yang kita sampaikan atau untuk menangkal serangan yang dirasakan. Defensif adalah komunikasi yang mencoba membuktikan bahwa kita tidak bersalah. Meskipun ini tampak normal dengan berbagai cara. Hal itu adalah toxic communication yang berbahaya yang dapat memunculkan “EGO”. Bentuk perilaku defensive seperti: membuat alasan, mengeluh, dan dengan merespon “Kamu menyerang ya!”.
Keempat stonewalling dimana dapat terjadi stonewalling dalam komunikasi terjadi ketika kita lebih mengambil tindakan mengelak seperti mengabaikan atau berpaling atau memilih diam. Kita tidak mau berdebat untuk menyelesaikan pembicaraan, tidak mau menanggapi lebih jauh terhadap lawan bicara. Termasuk sikap keheningan yang kaku, jawaban bersuku kata satu atau mengubah topik pembicaraan. Ada keengganan untuk mengungkapkan secara langsung apa yang kita pikirkan atau rasakan. Kita mengganggap diri kita mengalah, namun justru sebaliknya sebenarnya membuka pikiran kita tidak tenang, gelisah dan lawan bicara kita menjadi tidak menghormati kita untuk membicarakan topik lainnya di kemudian hari.