Selain Intelligence Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ), sudah lama muncul paradigma tentang kecerdasan spiritual yang ternyata dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang. Zohar dan Marshal (2001) mengatakan bahwa kecerdasan spiritual mampu menjadikan manusia sebagai mahluk yang lengkap secara intelektual, emosional dan spiritual. Menjadi pintar tidak hanya dinyatakan dengan memiliki IQ yang tinggi, tetapi untuk menjadi sungguh-sungguh pintar seseorang haruslah memiliki Spiritual Quotient (SQ). SQ dapat pula menunjukan bahwa setiap manusia memiliki kesadaran dan kebebasan untuk secara kreatif menciptakan karya-karya baru dan mengembangkan diri meraih kehidupan yang lebih baik di masa depannya nanti.
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai hidup, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan yang lain. Kecedasan Spiritual adalah suatu ragam kecerdasan yang menyadarkan kita akan arti hidup serta memungkinkan kita berpikir secara lebih luas, mendalam dan dinamis. Sehingga kita merasa diri benar-benar utuh sebagai pribadi secara intelektual, emosional dan spiritual. Khavari (2000), menyatakan bahwa kecerdasan spiritual adalah fakultas dari dimensi non material kita-ruh manusia.
Menurut Ginanjar (2007), di dalam kecerdasan spiritual terdapat prinsip-prinsip dalam membangun mental, diantaranya yaitu prinsip bintang (star principle) yang di dalamnya dipaparkan bahwa manusia sebenarnya memiliki energi dahsyat dalam pikiran bawah sadarnya yang bisa dijadikan sebagai sumber motivasi dalam segala hal. Dalam kecerdasan spiritual juga memuat prinsip pembelajaran (learning principle), yang menuntun manusia untuk senantiasa mencari dan mengembangkan pengetahuan yang seluas-luasnya
Adanya prinsip masa depan (vision principle) yang memaparkan bahwa kecerdasan spiritual individu ditandai dengan adanya perencanaan masa depan mulai dari orientasi jangka pendek, menengah maupun jangka panjang yang diiringi dengan kendali sosial dan ketenangan batiniah untuk mencapai jaminan masa depan yang dicita-citakan.
Kecerdasan spriritual memberi kita rasa moral, memahami ihwal baik dan jahat, membayangkan kemungkinan yang belum terwujud untuk bermimpi, bercita-cita untuk sesuatu yang lebih baik nantinya.
Kecerdasan spiritual dapat dilihat dari kemampuan untuk mengungguli hal-hal yang bersifat fisik dan materi, kemampuan mengalami kondisi kesadaran yang tinggi, kemampuan mengaitkan berbagai peristiwa, kegiatan, dan hubungan sesuatu yang suci dan bersifat ketuhanan, kemampuan untuk memanfaatkan sumber-sumber rohaniah untuk memecahkan berbagai masalah kehidupan, kemampuan untuk mengungkapkan kebajikan dan menjadi orang baik.