Karir merupakan salah satu elemen penting yang ingin dicapai oleh karyawan dalam pekerjaannya. Peran vital sistem karir didalam perusahaan menjadi media motivasi bagi karyawan untuk bersaing didalamnya. Adanya sistem karir yang dinamis didalam suatu perusahaan juga dapat menjadikan daya tarik bagi karyawan diluar perusahaan yang ingin bergabung. Secara eksplisit peran karir dapat memotivasi karyawan untuk bekerja dengan baik. Hal ini seperti yang diungkapkan dalam penelitiannya. Sistem karir memiliki korelasi yang kuat dengan motivasi kerja. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sistem karir yang baik didalam suatu perusahaan akan mendorong seseorang untuk bekerja dengan maksimal sesuai tuntutan pekerjaannya. Demi mendapatkan posisi karir yang strategis, maka karyawan berkompetitif untuk dapat menunjukkan performance kerja maksimal. Pencapaian posisi karir yang strategis itulah salah satu tujuan seseorang untuk mendapatkan kekuasaan struktural, kewenangan tugas, penghargaan jabatan, fasilitas lebih, kenyamanan, kepuasan kerja dan lain sebagainya.
Optimisme dalam pencapaian karir perlu dimiliki oleh setiap karyawan untuk memelihara sikap positif terhadap karir yang ingin dicapainya. Namun yang perlu diketahui bahwa tidak semua perusahaan memiliki sistem karir baik. Bahkan masih dijumpai perusahaan-perusahaan yang belum memiliki sistem karir yang jelas dan terstandar. Beberapa kasus dijumpai bahwa terdapat beberapa orang yang telah bekerja selama belasan bahkan berpuluh tahun tanpa mendapatkan peningkatan karir dan penghasilan yang berarti, sedangkan ada seseorang yang hanya dalam beberapa tahun saja telah mendapatkan posisi karir yang signifikan dan penghasilan yang tinggi. Dengan kondisi tersebut maka dapat mempengaruhi keyakinan diri seseorang untuk meraih kesuksesan karir karena sistem karir yang tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Bagaimana jika anda dihadapkan pada situasi karir yang pesimis? Hal ini dapat dipengaruhi faktor sistem karir yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bisa karena keterbatasan sistem jenjang yang dimiliki perusahaan. Dapat pula tingkat stress yang dialami karyawan karena tidak mampu menerima dan menyesuaikan diri dengan keterbatasan sistem karir yang dikembangkan didalam perusahaan. Ada penelitian psikologi yang mengungkapkan bahwa situasi yang tidak sesuai dengan prediksi seseorang akan karirnya dapat menyebabkan seseorang stres karena tidak mampu beradaptasi dengan sistem karir yang dihadapi. Oleh karena itu, kondisi tersebut dapat menyebabkan karyawan marasa tidak nyaman, tidak bersemangat, kurang antusias, kurang yakin untuk dapat mengembangkan karirnya, bahkan sering pula dijumpai karyawan yang berpindah-pindah selayaknya “kutu loncat”.
Sikap pesimis dapat juga dilihat dari situasi tidak nyamannya karyawan untuk bekerja di perusahaan yang menerapkan sistem karir yang tidak sesuai dengan keinginan karyawan. Situasi yang seperti ini maka karyawan akan sulit beradaptasi dan akibatnya karyawan tidak mampu bertahan untuk tetap bekerja di perusahaan itu. Oleh karena itu banyak dijumpai kasus-kasus karyawan keluar atau biasa dengan istilah berpindah-pindah (turn over).
Kasus-kasus yang dijumpai pada karyawan yang sering berpindah-pindah tempat kerja adalah karena masalah kebijakan atasan atau manajemen yang kurang jelas, leadership kurang baik, tawaran gaji lebih tinggi, faktor motivating, jenjang karir tidak jelas, serta minimnya apresiasi. Kasus lainnya adalah berkaitan dengan ketidakpuasan seorang karyawan terhadap kebijakan sistem karir. Apa yang dirasakan? merasa tidak puas atas sistem karir yang ada di dalam kebijakan perusahaan. Sistem jenjang karir di perusahaan tidak berjalan secara baik, masih ditemukan penilaian karyawan yang kurang obyektif, adanya pembagian reward yang tidak obyektif, dan ada pula karyawan yang baru bekerja beberapa bulan sudah mendapatkan fasilitas dan jabatan yang strategis.
Apa yang dapat dilakukan untuk menambah kepercayaan diri kita jika dihadapkan pada situasi seperti diatas? Tetap optimis terhadap perusahaan. Optimis menyebabkan seorang karyawan bersikap fleksibel dalam menjalankan pekerjaannya ditempat kerja. Karyawan tidak terpengaruh pada permasalahan sistem karir di perusahaan tempatnya bekerja. Karyawan mampu beradaptasi dengan sistem karir diperusahaannya. Baik itu sistem karir yang sudah dipandang baik maupun sistem karir yang tidak sesuai dengan kondisi ideal. Karyawan mampu menerima dengan pikiran terbuka, serta optimis untuk tetap menunjukkan produktivitas diperusahaan tersebut. Sikap optimisme memiliki hubungan negatif dengan job-insecurity. Semakin tinggi tingkat optimis seseorang maka semakin rendah tingkat job-insecurity dan sebaliknya.
Jadi sekarang anda dalam kondisi yang mana? Tetap bersikap optimis atau masih pesimis dengan pemikiran negatif.