Salah satu implementasi program dari Knowledge Management (KM) adalah melakukan proses transfer knowledge. Transfer knowledge adalah suatu proses mentransfer pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki antara orang yang satu dengan orang lainnya dengan tujuan memperkaya tujuan pembelajaran. Proses upaya pembelajaran tersebut dengan cara pendistribusian pengetahuan berdasarkan hasil wawasan dan pengalaman yang diterapkan beserta pemanfaatan pengetahuan tersebut untuk perolehan hasil kerja yang telah teruji optimal dengan tujuan yang jelas. Tujuan yang dimaksud adalah meningkatkan pengetahuan dari yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, tidak paham menjadi lebih memahami.
Transfer knowledge dapat dilakukan oleh siapa saja asalkan orang tersebut memiliki pengetahuan dan kemampuan yang dapat dibagikan kepada orang lain. Dalam konsep people development strategic idealnya proses transfer knowledge dilakukan oleh orang-orang yang level senior yang termasuk dalam high performance di jabatannya. Karyawan high performance tentu saja akan dapat bercerita banyak mengenai pengalaman langsung dalam menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dalam menyelesaikan target pekerjaannya.
Prinsip dasar dalam melakukan proses transfer knowledge adalah motivasi instrinsik yang dimiliki adanya keinginan untuk “membagi”. Dari pengalaman di bidang Human Capital Management terungkap bahwa efektivitas pendistribusian pengetahuan agar dapat diterima baik oleh orang lain, maka orang pertama harus memiliki semangat berbagi. Sehingga karyawan tersebut secara tidak sadar akan memerankan sebagai seorang guru atau seorang mentor ataupun seorang pembimbing/pengarah dengan tujuan agar orang lain minimal dapat menjadi seperti dirinya ataupun melebihi dirinya kelak.
Melakukan transfer knowledge tidak harus membutuhkan ruangan khusus seperti pada saat pelatihan pada umumnya, karena bisa dilakukan dimana saja dengan situasi yang belajar yang fleksibel dan situasional. Hal ini justru memberikan keuntungan tersendiri bagi orang-orang teknik dilapangan yang biasanya “canggung” ataupun tidak terbiasa dengan suasana pembelajaran di kelas sebagai trainer. Jika situasinya dikelas maka orang-orang teknis yang tidak terbiasa akan terlihat lebih kaku dalam memberikan materi presentasi maupun pelajaran secara tekstual. Namun apabila orang-orang teknis dapat berbagi di lapangannya maka mereka akan terlihat “asyik” dengan pengalaman. Iya sampai tidak disadari mereka bercerita sambil memperagakan dengan menunjukkan alat-alat yang dimilikinya. Melakukan demo pekerjaan secara berulang-ulang dan dapat meyakinkan bahwa apa yang dilakukan itu sudag pernah dia lakukan dan bangga dengan keberhasilannya. Dalam proses transfer knowledge di lapangan bagi orang teknik akan merasa lebih fleksibel karena memang itulah dunia sehari-harinya. Dan mereka akan merasa senang apabila terdapat orang lain yang datang untuk belajar secara langsung (direct learning).
Sekarang anda tinggal pilih dimana untuk dapat berbagi pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki untuk orang lain? Mau di dalam kelas atau di luar kelas (area kerja) tingga kita mantapkan niat untuk mengembangkan orang lebih baik. Jika anda sudah melakukan transfer knowledge kepada orang lain secara terus menerus, maka tahapan selanjutnya dalam knowledge management adalah standarkan materi yang telah anda sampaikan dalam modul materi pembelajaran, sehingga orang lain dapat membaca hasil karya dari pengetahuan dan pemahaman yang anda miliki. Sehingga ilmu anda akan bermanfaat untuk orang banyak yang membacanya.