Kepuasan konsumen menjadi nilai strategis dalam pengembangan bisnis perusahaan untuk dapat bersaing dalam era globalisasi saat ini. Sebuah bisnis yang berorientasi pada benefit dan kepuasan konsumen secara tidak langsung dapat memunculkan hubungan timbal balik yang dinamis dalam mempertahankan pasar-pasar potensial. Tentu saja setiap perusahaan tidak menginginkan kehilangan pasar maupun potensi peluang bisnisnya untuk terus berkembang hingga beberapa tahun ke depan. Tidak hanya pada kualitas hasil saja yang mempengaruhi perkembangan bisnis ke depan. Namun juga proses pelayanan yang baik yang nantinya dapat membangun serta mempertahankan para pelanggan untuk tetap setia menikmati produk maupun pelayanan bisnis yang diberikan.
Pelayanan terhadap konsumen menjadi nilai tambah yang harus dimunculkan oleh perusahaan untuk dapat mencapai tingkat kepuasan konsumen. Perusahaan tidak hanya berorientasi pada faktor eksternal saja yang harus diperhatikan. Sebelum dapat memberikan pelayanan konsumen yang berorientasi pada kepuasan konsumen, maka faktor internal perlu dibangun pondasi yang kuat terlebih dahulu. Tentu perusahaan tidak menginginkan langkah strategik yang salah dalam memberikan pelayanan kepada para pelanggannya, terkait dengan dinamika organisasi (kohesivitas, komunikasi, kerjasama, attitude, dll) dimana belum secara optimal diterapkan oleh karyawan-karyawan di dalam perusahaan.
Pentingnya membangun pondasi yang kuat agar seluruh karyawan dapat memahami dengan baik mengenai visi & misi perusahaan dalam mengembangkan bisnis yang berorientasi pada pelanggan, potensi-potensi SDM dalam menyerap pengetahuan produk dan sistem kerja, kohesivitas tim dalam mencapai tingkat pelayanan yang excellent, dan yang terakhir adalah terkait dengan “job-attitude”. Job-attitude yang dimaksud adalah sikap yang harus ditunjukkan dalam melayani orang lain yang berorientasi pada kepuasan pelayanan.
Sikap kerja yang ditunjukkan tentu saja harus dapat membangun budaya pelayanan yang ramah antar sesama internal karyawan dan eksternal pada umumnya. Masing-masing karyawan harus mampu menunjukkan keterpaduan yang harmonis dalam dinamika kerja. Keterpaduan kerja tersebut secara otomatis akan dapat mendorong kepada pelayanan ekternal yang baik.
Program-program yang berorientasi pada pelayanan konsumen dapat diterapkan pada bidang sales, marketing, delivery, customer service, publik relationship, pramuniaga, kasir dan lain-lain yang lingkup pekerjaannya secara fungsional sebagai garda depan (Gardep) dalam pelayanan. Hal tersebut penting dilakukan karena keramahan merekalah sebagai tangan utama perusahaan dalam berinteraksi dengan konsumen/pelanggan. Anda bisa bayangkan jika konsumen anda tidak mendapatkan pelayanan yang ramah, maka jangan harap konsumen tersebut akan datang kembali dengan anda. Dan justru mereka akan memilih produk lain yang tentu saja lebih baik dari segi pelayanan. Akibatnya perusahaan anda akan mendapatkan 2 (dua) kerugian besar. Pertama, kehilangan pasar potensial dan yang kedua bahwa perusahaan anda sudah kalah bersaing dengan kompetitor lainnya.
Pentingnya pelayanan yang berorinetasi pada pengembangan bisnis harus dipahami dengan baik oleh seluruh karyawan, khususnya lingkup garda depan perusahaan. Mereka harus memiliki pengetahuan dasar yang kuat dan implementasi di lapangan secara tepat. Dasar program yang berorintasi pada pelayanan harus terintegrasi dengan visi dan misi bisnis perusahaan agar berjalan seirama. Hal tersebut dapat menyebabkan terwujudnya kualitas mutu pelayanan yang optimal melalui profesional excellent terhadap konsumen. Oleh karena itu perlunya program pengembangan profesional service excellent bagi karyawan untuk mendukung pencapaian produktivitas dan benefit perusahaan yang terus berkembang.