Dewasa ini kajian mengenai ilmu Psikologi bidang Industri & Organisasi telah berkembang pesat di masyarakat. Peran strategis yang diterapkan oleh ahli Psikologi Industri & Organisasi mampu diterima dan dikembangkan dengan baik dalam pengembangan organisasi yang berfokus pada Sumber Daya Manusia (SDM). Kita menyadari bahwa SDM merupakan asset penting didalam komponen sosial, ekonomi, politik, pendidikan serta industri. Di dalam dunia industri, peran SDM tentu saja sangat penting dalam menentukan dinamika arah tujuan bisnis serta pencapaian visi & misi perusahaan.
Merekrut karyawan-karyawan yang berkompeten dan sesuai dengan kualifikasi pekerjaaannya merupakan sebuah garansi awal yang harus dilakukan oleh perusahaaan. Proses rekrutmen merupakan gerbang awal dalam sebagai proses kaderisasi para karyawannya yang nantinya dipersiapkan untuk memimpin perusahaaan. Untuk memenuhi kualitas tersebut, tentu saja calon-calon karyawan harus memiliki kompetensi yang terukur sesuai dengan kualifikasi kebutuhan pekerjaaan.
Pada prinsipnya kompetensi calon karyawan yang dipersiapkan melalui dunia pendidikan idealnya harus sesuai dengan kualifikasi pekerjaaan di dunia kerja. Dan pada apabila prasyaratan kompetensi tidak memenuhi kualifikasi pekerjaan disuatu perusahaan maka mereka harus melakukan sebuah terobosan mengembangkan skillnya secara mandiri. Akan tetapi kenyataan mereka justru cenderung menunggu dan mencari lowongan pekerjaan lainnya. Hal inilah yang kemudian menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia, dimana dari tahun ketahun mengalami peningkatan rata-rata sebesar 20 %. Seperti halnya dengan yang dikemukakan oleh Andreas Lako seorang dosen Unika yang mengatakan bahwa kebanyakan Perguruan Tinggi (PT) tidak mempersiapkan para lulusannya untuk memiliki kompetensi yang memadai dan menjadikan mahasiswa mandiri (www.suaramerdeka.com/09/01/2010).
Faktor kedua diataslah yang memberikan andil paling besar dalam menghasilkan dan memperbanyak pengangguran mahasiswa. Faktor kesesuaian kompetensi mahasiswa dengan bidang kerja yang nantinya akan dimasukinya di dunia kerja serta faktor kewirausahaan inilah merupakan sumber permasalahan yang harus difokuskan. Sehingga kita tidak lagi menyalahkan minimnya lapangan kerja di Indonesia sebagai alasan meningkatnya angka pengangguran di negara ini.
Ada 2 (dua) faktor yang harus diperhatikan oleh para penyelenggara pendidikan untuk meningkatkan kualitas mahasiswanya, yaitu faktor kompetensi dan kewirausahaan. Faktor kompetensi tentu saja berkaitan dengan kognitif, afeksi dan psikomotorik (skill), sedangkan Faktor kewirausahaan berkaitan dengan kesiapan mental dalam mengembangkan jiwa wirausaha mandiri. Faktor pertama, yaitu kompetensi yang didefinisikan menurut Fleishman & Bartlett (Neeraj, Burkhalter & Cooper, 2001) adalah kamampuan yang dimiliki individu khususnya pengetahuan, karakteristik, skill, dan kecakapan. Pengetahuan berkaitan dengan penerimaan informasi kognitif dalam penalaran dan pemahaman. Karakteristik berkaitan dengan kepribadian yang dimiliki seseorang. Skill berkaitan dengan kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dengan baik. Kecakapan berhubungan dengan penguasaan ketrampilan secara optimal.
Dalam kaitannya dengan mahasiswa sebagai calon SDM yang dipersiapkan di dunia pendidikan, maka tidak hanya diberikan pengetahuan berupa materi-materi secara teoritis maupun akademik saja. Tidak hanya berorientasi pada pencapaian prestasi nilai yang tinggi akan tetapi harus dibarengi dengan ketrampilan – ketrampilan spesifik maupun pengembangan kepribadian secara optimal. Contohnya seperti di bidang teknik, maka mahasiswa tidak hanya diberikan bekal materi toritis saja, akan tetapi juga diberikan kesempatan untuk praktek melatih ketrampilan keahlian di bidangnya. Diberikan kelas-kelas praktek secara berkesinambungan ataupun dikirimkan ke perusahaan-perusahaan sebagai langkah awal memupuk pengalaman. Selain hal tersebut, untuk menumbuhkan motivasi dan rasa percaya diri maka diberikan pelatihan peningkatan motivasi dan percaya diri. Sehingga dengan rasa percaya diri tersebut maka mendorong mahasiswa tersebut untuk menunjukan kemampuan dan ketrampilannya secara maksimal sesuai dengan kualifikasi pekerjaaan di bidangnya.
Faktor kedua, yaitu kewirausahaan yang menjadi modal penting untuk mahasiswa dalam menghadapi tantangan di dunia kerja. Kewirausahaan menurut Mc Clelland (Asa’ad, 2003) adalah seorang yang menerapkan kemampuannya untuk mengatur, menguasai alat-alat produksi dan menghasilkan hasil yang berlebihan yang selanjutnya dijual atau ditukarkan dan memperoleh pendapatan dari usahanya tersebut. Dengan jiwa kewirausahaan maka akan mendorong mahasiswa untuk berwirausaha secara mandiri sesuai dengan keahliannya. Sehingga tidak serta merta menggantungkan nasibnya setelah lulus pendidikan kepada perusahaan-perusahaan yang akan bersedia menampung kompetensinya.
Mahasiswa yang memiliki jiwa wirausaha maka memiliki kesiapan mental yang sangat baik dalam menghadapi tantangan bidang ekonomi maupun industri. Seperti yang dikemukakan oleh Sukardi (As’ad, 2003) bahwa seorang wirausaha menunjuk kepada kepribadian tertentu, yakni pribadi yang mampu berdiri sendiri, mampu menetapkan tujuan yang ingin dicapai atas dasar pertimbangannya sendiri. Peranan wirausaha sebagai faktor pendorong untuk pertumbuhan sektor ekonomi masyarakat termasuk kreativitas masyarakat dalam berinovasi melakukan terobosan-terobosan baru untuk mencapai tujuan usaha-usahanya tersebut.
Diuraikan dalam ilustrasi gambartentang faktor-faktor permasalahan yang akan dikaji didalam tulisan ini. 2 (dua) faktor yang dimaksud yaitu, kompetensi dan kewirausahaan. Mahasiswa tidak hanya cukup apabila hanya dibekali kompetensi saja. Perlu diberikan kewirausahaan untuk menumbuhkan jiwa usaha mandiri. Dengan demikian maka akan memunculkan mentalitas yang lebih baik dalam menghadapi kompleksitas tantangan di dunia kerja nanti.
Ciri-ciri orang yang berkompeten, antara lain memiliki:
- Knowledge
- Skill
- Ability
- Traits
Ciri-ciri orang yang memiliki jiwa wirausaha, antara lain:
- Self confidence
- Originality
- People Oriented
- Task result oriented
- Future oriented
- Risk taking
Peranan strategi yang harus dikembangkan yaitu bagaimana membangun kompetensi yang berbasis kewirausahaan pada diri mahasiswa? Membangun sistem untuk meletakan konstruk-konstruk yang relevan untuk membangun kompetensi dan mengembangkan jiwa wirausaha secara mandiri dan sukses. Berangkat dari karakteristik analisis faktor diatas, maka: Dengan memberikan program pelatihan kewirausahaan kepada para mahasiswa diharapkan dapat menumbuhkan jiwa wirausaha mandiri.